“Kami mengapresiasi perjuangan para guru agar RUU Perlindungan Guru ini segera menjadi undang-undang. Tentunya kami berharap kita semua sehat, bapak-ibu guru juga sehat, untuk kita sama-sama berjuang dalam RUU Perlindungan Guru ini,” ujar Eva saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR dengan PGRI, PII, PDHI, dan Forum Dewan Pendidikan se-Indonesia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang, dan Kota Palopo) itu menyatakan, kondisi objektif pendidikan Indonesia telah diwarnai upaya kriminalisasi yang membayang-bayangi profesi guru.

Guru malah diancam dengan jeratan hukum dalam proses mendidik anak di sekolah. “Karena memang banyak hal yang terjadi di dunia pendidikan kita, banyak hal yang saya lihat di medsos terjadi kriminalisasi. Di zaman saya dulu enggak pernah ada, guru sudah bicara keras saja kita sudah takut,” ungkap Eva.

Bahkan, para murid telah berani melawan hingga memukul guru. Untuk itu perlu rumusan peraturan yang dapat melindungi profesi guru yang memiliki dedikasi dan pengabdian yang luhur demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Sekarang kok bisa mukul gurunya, melawan gurunya, dan sebagainya. Untuk itu, sekali lagi kami mendukung RUU Perlindungan Guru semoga cepat menjadi undang-undang agar guru cepat-cepat merasakan kenyamanan, aman, dan juga terlindungi sehingga bisa menjalankan tugas tanpa rasa takut, tanpa diskriminasi, kriminalisasi, dan kekerasan,” paparnya.

(Safa/*)

“Dengan adanya efisiensi anggaran ini, tentu banyak program yang terdampak. Untuk itu, kami tetap berharap agar Perpusnas dapat memperkuat program literasi dan juga memperluas kerja sama dengan sektor swasta, komunitas, sekolah, dan universitas guna meningkatkan literasi nasional,” ujar Eva saat Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Perpusnas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pusat Statistik (BPS), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Legislator NasDem dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan III (Kabupaten Enrekang, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Pinrang, Sidenreng Rappang, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo) itu mengungkapkan, peningkatan literasi masyarakat mesti diprioritaskan. Terutama bagi masyarakat yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Ia mendorong agar anggaran yang tersedia dapat lebih banyak dialokasikan ke perpustakaan daerah, sehingga akses terhadap bahan bacaan lebih merata di seluruh Indonesia.

“Kami berharap anggaran yang ada di Perpusnas saat ini dapat lebih banyak dialokasikan ke perpustakaan daerah agar akses terhadap bahan bacaan bisa merata di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T,” tambahnya.

Eva juga mempertanyakan, efektivitas program yang hendak dijalankan Kepala Perpusnas di tengah efisiensi anggaran, karena target-target capaian program literasi mesti diraih secara optimal.

“Dengan adanya efisiensi anggaran, apakah efektivitas program seperti literasi digital, pengembangan perpustakaan daerah, dan pembelian buku tetap berjalan sesuai target? Mohon penjelasannya,” ujar Eva.

(FM/Safa/*)

“Kami dari Fraksi Partai NasDem tentunya menyetujui naturalisasi tersebut. Kami menantikan kontribusi terbaik yang mereka miliki untuk membantu tim nasional sepak bola kita meraih prestasi yang lebih baik lagi di tingkat internasional,” ujar Eva saat Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Kemenpora dan PSSI di Gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025).

Eva menyambut baik kehadiran ketiga pemain tersebut dan berharap mereka dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan serta pengembangan sepak bola Indonesia. Namun, ia juga menekankan pentingnya pembinaan bagi talenta muda lokal agar ke depan Indonesia tidak terlalu bergantung pada pemain naturalisasi.

“Kami pun menitipkan kembali bahwa banyak sekali anak bangsa yang memiliki talenta di dunia sepak bola ini dan memerlukan pembinaan. Jika berbicara mengenai naturalisasi, tujuannya adalah untuk memperkuat Timnas Indonesia guna meningkatkan prestasi,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan bahwa naturalisasi memang menjadi solusi jangka pendek dalam meningkatkan daya saing Timnas. Namun, menurutnya, untuk jangka panjang, PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) perlu lebih fokus pada pembangunan dan pengembangan atlet sepak bola dalam negeri.

“Oleh karena itu, sekali lagi anak-anak bangsa ini mungkin butuh perhatian agar ke depan kita tidak terus bergantung pada pemain naturalisasi,” imbuhnya.

(FM/Safa/*)

Penyerahan beasiswa ini berlangsung di Gedung Tammuan Mali, Selasa (8/10), mencakup pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga SMK.

Dalam sambutannya, ESR menekankan bahwa dana beasiswa PIP diterima langsung oleh siswa tanpa potongan, karena disalurkan langsung ke rekening masing-masing. Dia juga mengingatkan agar dana tersebut digunakan secara bijak untuk keperluan belajar.

“Saya mengingatkan agar bantuan beasiswa ini tidak dibelikan yang bukan kepentingan sekolah anak-anak kita, gunakan sesuai peruntukan bantuan beasiswa ini,” pesan Eva Stevany Rataba (ESR).

ESR juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Tana Toraja atas dukungan terhadap program PIP jalur aspirasi ini. Dia menyatakan bahwa program tersebut telah membantu ratusan ribu pelajar di Kabupaten Tana Toraja.

Sementara itu hadir pula Sekretaris Dinas Pendidikan Tana Toraja, Bertus Dipe Wantania yang berharap agar program PIP jalur aspirasi ESR terus berlanjut, mengingat manfaatnya yang sangat besar membantu para pelajar dari keluarga kurang mampu.

Beasiswa ini diharapkan mampu meringankan beban ekonomi para pelajar dan keluarga, serta mendorong semangat belajar mereka untuk meraih prestasi yang lebih baik di masa depan.

(Medcen ESR/WH)

Dalam sambutannya, Eva Stevany menekankan pentingnya rapor pendidikan untuk membantu para kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi hasil asesmen yang sudah dilakukan.

Dari hasil asesmen itu, jelas Eva, dimasukan di rapor pendidikan dan data tersebut digunakan oleh satuan pendidikan untuk dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan pembelajaran di sekolahnya masing-masing.

“Rapor pendidikan juga berfungsi untuk memperbaiki sistim atau proses pembelajaran yang dilakukan para guru di kelas yang mempunyai efek kepada para siswa. Guru dituntut untuk mampu berinovasi juga kreatif agar bisa menghidupkan minat belajar anak-anak di kelas,” papar Eva.

Legislator NasDem dari Dapil Sulsel III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu berharap dengan adanya workshop pendidikan tersebut bisa mengetahui apa kelebihan dan kekurangan sekolah masing-masing.

“Maka ilmu yang didapatkan bisa langsung diimplementasikan di sekolah, sehingga ke depan bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Tana Toraja,” jelas Eva.

Workshop Pendidikan itu dihadiri Juandanilsyah selaku analis kebijakan ahli muda Direktorat SMA, Wakil Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeng, anggota DPRD Sulsel Terpilih, Yosia Rinto Kadang, Kepala Dinas Pendidikan Tana Toraja, Andarias Lebang dan diikuti sekitar 130 kepala sekolah dan guru di Tana Toraja.(yultin/*)

”Yang berikutnya, kami pun berharap Kemenparekraf bisa melakukan pemantauan terhadap biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) Politeknik Pariwisata agar lebih terjangkau masyarakat. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dan dunia industri sehingga dapat meningkatkan dan memperluas kerja sama dengan pelaku industri. Sehingga lulusan politeknik pariwisata dapat terserap secara optimal,” ungkap Eva saat Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbudristek RI Nadiem Makarim di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).

Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) ini pun mendorong Kemenparekraf agar memastikan SDM Kemenparekraf yang telah memperoleh pelatihan kewirausahaan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilannya pada masyarakat. Hal ini guna, memberikan kemudahan akses dalam pendampingan permodalan sertifikasi hak kekayaan intelektual bagi pelaku usaha Parekraf.

”Sehingga pergerakan laju peningkatan ekonomi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di tingkat daerah dapat tercapai secara optimal,” tegas Eva Rataba.

Eva pun berharap agar Kemenparekraf bisa meningkatkan alokasi anggaran pada pengembangan produk kreatif berbasis konten untuk meningkatkan pemasaran produk, memfasilitasi alat digital, dan infrastruktur jaringan digitalisasi, serta memfasilitasi riset-riset tren produk ekonomi kreatif.

”Sehingga pelaku usaha ekraf dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi atas produk-produknya sesuai dengan kearifan lokal yang tentunya dapat diminati pasar global. Yang berikutnya kami mendorong Kemenparekraf agar melakukan optimalisasi terhadap sejumlah desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia dengan fasilitas layanan dan kualitas SDM Parekraf peningkatan produk ekonomi kreatif seperti film, kriya, fashion agar semakin inovatif dan berdaya saing, juga peningkatan kualitas dan jumlah layanan tour and travel yang ramah dan tentunya mudah diakses,” pungkasnya.

(dpr.go.id/*)

Penyerahan penghargaan tersebut diberikan saat perayaan HUT ke-70 Yayasan Perguruan Kristen Toraja (YPKT) di lapangan Tagari, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Umum Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja, Pdt. Dr.Alfred Anggui,M. Th. Dalam sambutannya, Alfred Aggui menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang berdedikasi dalam memajukan pendidikan di Toraja, khususnya sekolah-sekolah yang bernaung di Yayasan YPKT.

“Dalam merayakan HUT ke-70 YPKT ini, kami memberikan piagam penghargaan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang turut memajukan pendidikan di Toraja. Salah satunya Ibu Eva Stevany Rataba selaku anggota DPR RI yang selama ini telah membantu beasiswa pendidikan anak didik kami yang bernaung di bawah Yayasan YPKT melalui PIP Aspirasi dan KIP Kuliah Aspirasi,” ungkap Alfred Anggui.

Dalam kesempatan tersebut, Eva Stevany Rataba mengajak kepada seluruh pemerhati pendidikan serta seluruh stakeholder terkait untuk bergandengan tangan bahu membahu memajukan pendidikan di Toraja.

“Pendidikan merupakan dasar yang sangat penting dalam kehidupan kita. Karena pendidikan merupakan kunci untuk kita bisa mengubah masa depan yang lebih baik,” tegas Eva Rataba.

Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu juga mengungkapkan, belajar merupakan proses seumur hidup, oleh karena itu jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti memberikan pelajaran, dan belajar merupakan kunci untuk membuka pintu kesuksesan.

Eva pun berharap agar pendidikan di Toraja ke depan semakin baik, maju dan lebih berkualitas sehingga mampu menciptakan generasi unggul, mandiri, kreatif, inovatif dan berdaya saing yang siap menghadapi bonus demografi dan Indonesia Emas tahun 2045.

“Saya selaku anggota DPR RI Komisi X yang bermitra kerja dengan Kemendikbudristekdikti akan terus membantu pendidikan di dapil Sulsel III, khusunya di Toraja,” pungkas Eva Rataba.

(medcenevarataba/*)

“Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan pemahaman Pancasila sebagai ideologi bangsa serta untuk meningkatkan rasa nasionalisme sesama anak bangsa,” ujar Eva di hadapan para peserta.

Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu menyebut Empat Pilar MPR RI merupakan fondasi kokohnya bangunan kebangsaan dan nilai-nilai luhur yang harus dipahami masyarakat, menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat.

“Pemahaman tentang ideologi Pancasila yang baik menjadi salah satu senjata ampuh untuk menangkal serangan atau ajaran-ajaran sesat yang ingin menggantikan dasar negara Pancasila dengan paham yang lain,” ujar Eva.

Selain itu, dalam sosialisasi tersebut perempuan Legislator Partai NasDem itu juga mengimbau pemuda gereja untuk menjauhi perilaku negatif yang menjadi momok, yakni minuman keras dan narkoba.

“Pengaruh miras dan narkoba sangat merugikan semua generasi,” pungkas Eva.

(*)

Hal itu dikemukakan Eva saat membuka acara “Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) Fest, Festival Tari Nusantara” di Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin (3/6).

“Ini membuka jalan bagi adik-adik pelaku seni tari untuk terus mengembangkan potensi dan talenta yang dimiliki, sehingga nantinya berpeluang untuk membawa nama besar tarian Toraja bisa ditampilkan pada acara-acara besar yang ada di Indonesia, harapan saya seperti itu,” ujar Eva.

Eva adalah pegiat seni tari sedari kecil yang kini diembankan amanah sebagai anggota DPR RI mewakili dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo).

Ia berharap BISA Fest dapat terus digencarkan sebagai ajang membesarkan kearifan lokal Toraja.

“Tentunya sebagai putri yang lahir dan dibesarkan di Toraja, tanggung jawab saya yang kebetulan diberikan amanah sebagai wakil rakyat untuk terus memperjuangkan kearifan lokal yang ada,” ujar Eva.

BISA Fest Festival Tari Nusantara diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Eva Stevany Rataba menggaet Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Tana Toraja.

BISA Fest merupakan bentuk kepedulian Kemenparekraf RI dan Komisi X DPR RI terhadap para pelaku seni budaya dan pelaku penggerak wisata.

Melalui acara tersebut, pegiat seni tari di berbagai daerah Indonesia diberikan ruang berekspresi dan motivasi untuk terus bangkit melestarikan dan menggiatkan potensi ekonomi kreatif maupun seni budaya dan wisata yang ada.

Dalam festival ini, Sanggar Seni Siangkaran, yang menampilkan tari kreasi nusantara berhasil keluar sebagai penampil terbaik dan meraih piagam penghargaan, diikuti oleh lima sanggar seni lainnya.(dis/*)

“Keberadaan industri kreatif harus mendukung dunia pariwisata Toraja Utara,” kata Eva dalam bimbingan teknis (bimtek) subsektor kriya bagi pelaku ekonomi kreatif, di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (29/5).

Bimtek itu terselenggara atas kerja sama Eva dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Eva mengatakan, Toraja sangat kaya dengan potensi ekonomi kreatif, juga dengan potensi pariwisata yang besar. Maka dari itu, para pelaku ekraf harus turut memanfaatkan serta mendukung industri pariwisata di Toraja, sehingga dapat menumbuhkan nilai ekonomi.

Eva menilai bimtek seperti itu dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya pelaku UMKM di Kabupaten Toraja Utara, agar mereka lebih siap dalam berusaha dan bersaing ke depannya.

Diharapkan melalui bimtek pelaku UMKM di Toraja Utara mendapatkan ide, ilmu, serta wawasan baru yang memberikan dampak yang baik dalam perkembangan usahanya.

“Jangan malu bertanya kepada pemateri dan manfaatkan ilmu yang akan dibagikan oleh ibu Damayanti Budirati selaku narasumber,” ujarnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim 3 Bidang Kolaborasi Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif dan Pentahelix Kemenparekraf, Jemy Alexander, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara, Matius Sampelalong. (Media Center ESR)

Ajakan itu disampaikan Eva Stevany Rataba saat melaksanakan sosialisasi empat pilar MPR RI di rumah aspirasinya, di Kelurahan Rantepao, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (8/5).

“Saya juga dalam momen ini menyampaikan pentingnya semangat dasar Pancasila bagi adik-adik mahasiswa untuk diketahui dan dipahami,” ucapnya.

Legislator NasDem dari Dapil Sulsel III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu juga mengingatkan para generasi muda, khususnya mahasiswa, agar menjadi pelaku perubahan.

Menurutnya, generasi muda harus tampil menjadi pelaku utama dan bukan pendorong perubahan saja. Untuk bisa tampil maka perlu proses dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas.

Apalagi, Kabupaten Toraja Utara sebagai daerah wisata ini diharapkan memiliki generasi muda yang teguh pada nilai dasar kebangsaan dan unggul dalam berbagai bidang.

“Ini agar dampak pembangunan dioptimalkan bagi kemajuan daerah, bangsa, dan negara,” ujar Eva Rataba.

(Medcen ESR/*)

Dalam kunjungannya itu, Eva melihat langsung kebun serta proses produksi kopi yang di lakukan PT Toarco Jaya.

Ia mengapresiasi dan mendukung keberadaan perkebunan PT Toarco Jaya menjadi agrowisata kopi dan bisa terus ditingkatkan sebab memiliki dampak positif. Bukan hanya bagi ekonomi masyarakat, khususnya bagi petani kopi, tapi juga secara umum mendukung sektor pariwisata yang menjadi unggulan Kabupaten Toraja Utara.

“Saya berharap kehadiran PT Toarco Jaya bisa memberikan dampak multiplier pada peningkatan produksi dan kualitas kopi, kesejahteraan petani, dan tentunya juga pada sektor pariwisata,” ungkap legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) tersebut.

Di kesempatan yang sama, Direktur Administrasi PT Toarco Jaya, Suwardi, yang mendampingi Eva mengatakan cikal bakal lahirnya Toarco berasal dari kerja sama antara Suladetco dan Unesco.

“PT Toarco Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi kopi arabika bermutu tinggi. Toarco adalah singkatan dari Toraja Arabica Coffee. Perusahaan ini memiliki kebun kopi seluas 530 hektare,” jelas Suwardi.

Turun mendampingi kunjungan Eva, Ketua DPD Partai NasDem Toraja Utara Yosia Rinto Kadang dan Kepala Lembang Sapan Kua – Kua Yosis Tandi Paty.

PT Toarco Jaya didirikan dari perusahaan patungan antara PT Utesco dari Indonesia dan Suladeco Ltd dari Jepang pada 1976, yang kemudian mendunia dan populer sebagai ‘Toraja Coffee’.

Pengawasan mutu yang ketat diberlakukan mulai dari pemetikan buah merah secara selektif , pengolahan basah yang sempurna, pengeringan biji yang tepat, pengupasan dan sortasi biji secara cermat, dan diakhiri dengan pengujian cita rasa (cup test). (Medcen ESR/*)

Letak Tilangnga 8 km dari kota Makale arah ke utara dan 1,5 km dari jalan Poros Makale-Rantepao.

Saat berkunjung ke sana, Eva Rataba takjub melihat pemandangan di sekitar kolam alami yang sangat sejuk dan hijau. Pengunjung disambut rimbunnya pohon bambu serta sisi kolam ditumbuhi banyak pohon, siap memberikan kesegaran yang luar biasa.

“Tana Toraja punya potensi wisata sejarah dan alam yang mampu menarik wisatawan berkunjung termasuk wisata alam Tilangnga,” kata Eva Stevany Rataba.

Dikatakan, potensi pariwisata Tana Toraja sebagai sektor unggulan yang dibuktikan Toraja sebagai surga pegunungan (Toraja The Highland Paradise) ditambah budaya dan pesona panorama alam yang indah dan sejuk, semakin meyakinkan jika Toraja sebagai daerah wisata idaman yang perlu dinikmati.

Eva menambahkan pengembangan destinasi wisata menjadi perhatian anggota legislatif untuk menambah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

“Saya berharap objek wisata Tilangnga ini ditingkatkan pemanfaatannya dengan menjadikannya sebagai lokasi dari berbagai kegiatan yang bisa menunjang pariwisata Tana Toraja,” ucapnya.

Saat berkunjung ke objek wisata ini Eva Rataba didampingi Lurah Sarira, Thomas Kala’ Padang, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Toraja Utara Yosia Rinto Kadang, dan pengelola objek wisata Tilangnga.

Objek wisata Tilangnga merupakan sumber mata air. Maka tidak salah jika tempat ini tidak pernah kering. Airnya jernih dan sejuk, lebih dingin lagi bagi yang tidak biasa dengan suhu Toraja yang berada di ketinggian.

Sepintas, ada tiga kolam yang ada di permandian Tilangnga yang sekelilingnya dibalut batu gamping Bebatuan itu terbentuk secara alami dan dipertahankan sampai saat ini.(Medcen ESR/*)

Kunjungan dan bantuan Eva tepatnya berada di dua titik, yaitu di Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan dan Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale.

“Saya turut berdukacita atas musibah bencana alam tanah longsor yang menimpa saudara-saudara kita di tempat ini yang mengakibatkan 20 orang meninggal dunia. Semoga semua keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan, ketabahan serta penghiburan dari Tuhan Yang Mahakuasa,” ucap Eva Stevany Rataba, Selasa (16/4).

Anggota Komisi X DPR RI itu pun menyampaikan pesan agar warga senantiasa waspada, karena curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Toraja mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa tempat.

Dalam kesempatan itu legislator Partai NasDem dari Dapil Sulsel III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) ini memberikan bantuan sembako yang diserahkan langsung di posko pengungsian.

Eva menyempatkan mengunjungi korban tanah longsor yang masih dirawat di RS Sinar Kasih di Kecamatan Makale. Dalam kunjungannya tersebut, Eva Stevany didampingi Ketua DPD NasDem Toraja Utara yang juga caleg terpilih DPRD Sulsel Yosia Rinto Kadang.

Jumlah warga meninggal dunia pada kejadian tanah longsor yang melanda Desa/Lembang Randan Batu di Kecamatan Makale Selatan dan Kelurahan Manggau di Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, hingga Minggu (14/4) pukul 19.00 WIB mencapai 20 orang.

Pembaruan data hasil kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja mencatat kerugian materil yang disebabkan oleh longsor ini antara lain enam unit rumah di Kecamatan Makale dan satu unit rumah di Kecamatan Makale Selatan tertimbun material longsor.

Tim gabungan mendirikan posko darurat sementara di gedung gereja setempat. Sedikitnya 77 warga yang selamat untuk sementara dievakuasi ke gedung gereja ini. Dapur umum didirikan guna memenuhi kebutuhan makanan dan minuman bagi warga dan tim evakuasi. (Medcen ESR/*)

Kegiatan bernuansa kebersamaan dan toleransi itu dilakukan di Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara dan Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Dalam keterangannya Eva Rataba mengatakan bahwa kegiatan tersebut guna mengingat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang memulihkan hubungan manusia dengan Allah.

“Indonesia terkhusus Toraja yang beragam ini harus dijaga, kegiatan bagi-bagi takjil ini adalah refleksi Paskah, yang mana kematian dan kebangkitan Kristus sebagai penanda kasih, tidak hanya kasih Allah kepada manusia, tapi juga relasi antara sesama manusia,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa Toraja dengan banyak perbedaan di antara masyarakatnya, namun hal tersebut tidak menjadi tantangan untuk selalu mengedepankan persatuan sesama anak bangsa.

“Sebagai bangsa yang besar dengan keragaman suku, budaya, dan agama, justru harus saling berdampingan dan saling berbagi dalam menjalani kehidupan,” imbuh Eva Rataba.

Anggota Komisi X DPR RI itu berharap persatuan dan kesatuan tetap dipertahankan sebagai ciri khas bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

“Yang paling penting ialah kita harus merawat nilai tinggi toleransi yang sudah menjadi bagian integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara, karena itulah komponen utama kekuatan kita,” pungkasnya.

(medcen ESR)

“Bidang pendidikan sudah merupakan fokus saya selama ini. Jadi saya memohon doa restu dan dukungan dari masyarakat Toraja dan Dapil Sulawesi Selatan lll (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) dalam Pemilu 2024 untuk melanjutkan perjuangan di bidang pendidikan,” ungkap Eva saat berkampanye di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (29/12).

Anggota Komisi X DPR itu juga menambahkan, baginya, bidang pendidikan di Indonesia khususnya di Toraja dan Dapil Sulsel III merupakan pintu gerbang peradaban. Maka melalui pendidikan bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, hebat dan maju, serta siap menghadapi setiap perubahan yang begitu cepat terjadi.

“Apalagi masih sangat banyak anak-anak di Toraja dan Dapil SulSel lll yang belum bisa merasakan atau mengakses dunia pendidikan sehingga memerlukan perhatian khusus,” tegas Eva.

Ia juga mengaku, bidang pendidikan merupakan konsen Partai NasDem. Bagi NasDem, pendidikan adalah salah satu bidang yang menjadi perhatian utama untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Itu yang menjadi dasar saya berharap, berdoa, dan memohon dukungan masyarakat Toraja di Pemilu 2024,” tandas Eva.

Sejak menjadi anggota DPR RI tahun 2019, Eva Rataba telah memperjuangkan beasiswa PIP jalur aspirasinya bagi 120 ribu pelajar di Toraja dan beasiswa KIP Kuliah jalur aspirasi bagi 2.000 mahasiswa, bantuan TIK (Tekhnologi, Informasi dan Komunikasi) bagi sekolah, serta renovasi puluhan sekolah di Toraja. (Media Center ESR/*)

Beasiswa tersebut berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui jalur aspirasi Eva. Ini masuk dalam penyaluran tahap ke-2/2023. Eva menyerahkan secara langsung sertifikat beasiswa PIP kepada perwakilan siswa dan orang tua di Tongkonan Alla Lion, Makale Utara, Rabu (7/12).

Sebanyak 836 siswa di Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja menerima bantuan PIP tahap ke-2 tahun 2023, berkat upaya dari anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai NasDem, Eva Stevany Rataba.

“PIP bertujuan membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin atau rentan miskin agar tetap mendapatkan hak yang sama untuk layanan pendidikan hingga tamat,” ujar Eva.

Legislator NasDem dari Dapil Sulsel III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu berharap beasiswa tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan anak-anak di sekolah.

Pada tahap ke-1 tahun 2023, Eva Rataba juga telah menyalurkan PIP kepada 392 siswa di Makale Utara pada bulan Agustus.

Perwakilan orang tua siswa penerima PIP, Sande Rupang, menyampaikan apresiasi kepada Eva yang telah berjuang untuk kemajuan pendidikan di Toraja.

“Puji Tuhan, saya menyampaikan terima kasih kepada ibu Eva Stevany Rataba yang telah mengembalikan senyum masyarakat Makale Utara melalui perjuangannya dalam mewujudkan aspirasi warga Makale Utara, khususnya di bidang pendidikan. Beasiswa ini menjadi bukti konkret komitmen ibu Eva di bidang pendidikan,” ujar Sande Rupang.

(Media Center ESR)

ESR Cup 2023 terselenggara atas kerja sama Eva dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selaku mitra kerja Komisi X DPR dan Ikatan Mahasiswa Sangtiangkaran (IMSAT).

Turnamen yang dibuka langsung oleh Eva itu diikuti Pengurus Asosiasi Futsal Toraja Utara, Dispora Toraja Utara, KONI Toraja Utara, pejabat Pemkab Toraja Utara, serta pengurus organisasi kepemudaan se-Toraja Utara.

Dalam sambutanya, Eva mengapresiasi turnamen ini yang bisa dijadikan wadah untuk hidup sehat dengan berolahraga, serta pencarian bibit-bibit atlet futsal potensial di Toraja Utara.

“Saya apresiasi adik-adik peserta, selamat bertanding. Yang paling penting, baik di lapangan dan di luar lapangan, kalian semua harus menjunjung tinggi dispilin dan semangat sportivitas,” harap Eva.

Eva berterimakasih kepada panitia dari IMSAT yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan maksimal dan berharap turnamen ini bisa menjadi forum silaturahmi.

“Oleh karena itu, saya ingin ajang ini selain menjadi forum silaturahmi juga dijadikan gaya hidup anak muda yang sehat,” imbuh legislator dari dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu.

ESR Cup 2023 diikuti 24 peserta dan akan berlangsung hingga tanggal 21 Oktober 2023. (Media Center ESR/dis/*)

Sosialisasi yang dilakukan di Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (10/10) itu merupakan rangkaian kegiatan kemitraan antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek) dengan Komisi X DPR RI.

Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja menjadi fasilitator dalam pelaksanaan sosialisasi yang dihadiri dosen dan tenaga pendidik (tendik) dari beberapa daerah di sekitar Tana Toraja dan Toraja Utara, seperti Palopo, Luwu, dan Sidrap.

Dalam sambutannya, Eva menyampaikan pentingnya kompetensi bagi dosen agar tidak menjadi dosen yang biasa saja tapi memiliki kemampuan dan kualitas diri yang baik untuk mencetak generasi bangsa yang unggul dan berprestasi.

“Kompetensi yang harus dimiliki dosen dan tenaga kependidikan adalah kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi dosen dan tenaga kependidikan ini juga bermanfaat untuk meningkatkan proses dan hasil pendidikan untuk mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional,” kata Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) tersebut.

Pada kegiatan sosialisasi itu Koordinator Kompetensi Dosen dan Tendik Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek Nafiron Musfiqinuddin, menyampaikan tentang kebijakan dan program Diktiristek dalam membangun kompetensi dosen dan tendik serta validasi dan perubahan data dosen.

Hadir dalam kegiatan tersebut sekaligus sebagai pemateri adalah Rektor UKI Toraja Oktavianus Pasoloran dan Bagian SDM LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara Markus Yan Patarru.

Dalam kesempatan ini pula, Eva Rataba memberikan bantuan laptop dan tablet kepada perguruan tinggi yang ikut dalam kegiatan sosialisasi tersebut. (Media Center ESR/*)

Workshop tersebut bertujuan membantu dosen dan staf akademik dari berbagai perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas penulisan proposal pengabdian kepada masyarakat.

Dalam sambutannya Eva Rataba mengatakan pentingnya pengembangan riset dan inovasi. Di era disruptif yang sangat cepat berubah seperti saat ini, sangatlah penting untuk terus meningkatkan penelitian dalam bidang apapun.

“Salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi di perguruan tinggi yaitu dengan melakukan kerja sama dan kolaborasi antarberbagai pihak akan menjadi kunci penting dalam upaya meningkatkan kualitas riset dan inovasi,” ungkap Legislator NasDem dari Dapil Sulsel III (Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, Pinrang dan Kota Palopo) itu.

Dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Toraja dan Luwu Raya, Eva Rataba memberikan bantuan laptop dan tablet kepada perguruan tinggi yang ikut dalam kegiatan workshop tersebut.

Workshop itu merupakan kegiatan kemitraan anggota Komisi X DPR RI dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja.

Rektor Rektor UKI Toraja, Oktavianus Pasoloran dalam kesempatan tersebut mengatakan kolaborasi dalam riset sangatlah penting.

“Kami menyambut baik kegiatan workshop seperti workshop kemitraan bersama ibu Eva Stevany Rataba kali ini yakin bahwa kegiatan seperti ini akan dapat meningkatkan kemampuan dosen dalam melakukan kegiatan penelitian yang memiliki dampak luas bagi masyarakat,” kata Oktavianus Pasoloran.

(Media Center ESR)