Sulaeman Hamzah – Partai NasDem https://partainasdem.id Website Resmi DPP Partai NasDem Thu, 16 Jan 2025 07:59:44 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8 https://partainasdem.id/wp-content/uploads/2021/04/logo-nasdem2-150x150.jpg Sulaeman Hamzah – Partai NasDem https://partainasdem.id 32 32 Sulaeman Apresiasi Perpaduan Wisata Alam dan Edukasi di Kampung Konservasi Rimbun https://partainasdem.id/2025/01/16/sulaeman-apresiasi-perpaduan-wisata-alam-dan-edukasi-di-kampung-konservasi-rimbun/ https://partainasdem.id/2025/01/16/sulaeman-apresiasi-perpaduan-wisata-alam-dan-edukasi-di-kampung-konservasi-rimbun/#respond Thu, 16 Jan 2025 07:59:44 +0000 https://nasdem.net/?p=52265 TANGERANG SELATAN (16 Januari): Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Komisi IV DPR RI, Sulaiman Hamzah, mengapresiasi Kampung Konservasi Rimbun di Tangerang Selatan yang memadukan wisata alam dengan edukasi pertanian dan lingkungan.

Kampung Konservasi Rimbun yang digagas Gusrizal Effendi diharapkan menjadi upaya merangkul elemen masyarakat agar menaruh perhatian pada pangan, lingkungan, dan pertanian.

Kampung Konservasi Rimbun ini bagus sekali, bisa ditiru dan dijadikan sebagai tempat belajar,” ujar Sulaeman di hadapan para pengunjung Rimbun, Tangerang Selatan, Rabu (15/1/2025).

Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Papua Selatan itu memuji Kampung Konservasi Rimbun yang menerapkan pertanian organik sebagai solusi mengatasi mahalnya harga pupuk dan pestisida.

Untuk itu, ia menilai spirit Rimbun di Tangerang Selatan seiring dan selaras dengan perjuangan Partai NasDem yang mendukung sektor pertanian sebagai penopang ikhtiar Indonesia menuju swasembada pangan.

Sasaran yang ingin dicapai oleh NasDem dan petani adalah berkontribusi nyata demi tercapainya swasembada pangan,” tegas Sulaeman.

Sementara itu, Gusrizal Effendi yang akrab disapa Gusri, menerangkan bahwa Rimbun didirikan di lahan seluas 2,5 hektare yang semula lahan tandus. Ia berupaya memperbaiki kualitas tanah dengan menggunakan pupuk alami.

Jadi awalnya tanah ini keras dan tidak subur, saya menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan yang kami pelihara serta serasah daun bambu yang diolah menjadi pupuk organik,” terang Gusri.

Terlebih, Rimbun juga sekaligus memproduksi 6-7 ton pupuk kandang yang dimanfaatkan warga Tangerang Selatan yang membutuhkan pupuk untuk lahan pertanian.

Pupuk organik yang kami produksi mencapai 6-7 ton per bulan, kami jual dengan harga Rp25.000 per kemasan dengan volume 25 kilogram dan selalu habis diserap pasar,” pungkas Gusri.

(safa/*)

]]>
https://partainasdem.id/2025/01/16/sulaeman-apresiasi-perpaduan-wisata-alam-dan-edukasi-di-kampung-konservasi-rimbun/feed/ 0
Membangun Kedaulatan Pangan Butuh Kerjasama Lintas Sektor https://partainasdem.id/2024/07/24/membangun-kedaulatan-pangan-butuh-kerjasama-lintas-sektor/ https://partainasdem.id/2024/07/24/membangun-kedaulatan-pangan-butuh-kerjasama-lintas-sektor/#respond Wed, 24 Jul 2024 03:10:44 +0000 https://nasdem.net/?p=49210 JAKARTA (24 Juli): Angka produksi padi dan komoditas pertanian lainnya di Indonesia menunjukkan fakta yang cukup mengkhawatirkan. Permasalahan pangan yang bernilai krusial menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam waktu ke depan.

Sebagai warga bangsa dan juga wakil rakyat, menjadi penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat sesuai amanat UUD 1945,” ungkap Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Parti NasDem Dr. (H.C). H. Sulaeman L. Hamzah di acara Focus Group Discussion (FGD) Pra-Kongres NasDem III Bidang Pangan bertajuk “Penguatan Kebijakan Pangan: Strategi Adaptasi dalam Menghadapi Perubahan Iklim” di NasDem Tower, Selasa (23/7).

Ketua Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem itu juga memaparkan, berkaca dari berbagai masalah pertanian dan pangan Indonesia serta memastikan ketersediaan makan bergizi untuk seluruh masyarakat, maka alternatif solusi yang dapat diberikan dan dijalankan adalah penguatan pangan lokal dan diversifikasi pangan.

Ditambahkannya, tanaman pangan berbasis biji-bijian, termasuk padi, adalah yang paling terancam oleh perubahan iklim dan/atau pemanasan global. Adapun tanaman umbi-umbian memiliki daya tahan yang lebih baik, dan cocok ditanam di daerah yang kering tanpa banyak hujan.

Indonesia harus mulai bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap beras sebagai makanan pokok. Hal ini sebenarnya sejalan dengan ragam kondisi lahan Indonesia yang dapat ditanami berbagai jenis tanaman pangan lainnya,” terang Sulaeman.

Anggota Bidang Pertanian, Peternakan dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem yang juga praktisi pertanian yang sudah lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia pertanian, Ayep Zaki mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah mengalami banyak permasalahan ketahanan pangan. Oleh karenanya, dibutuhkan kontribusi lintas sektor baik itu pemerintah, praktisi, dan akademisi untuk mengembangkan optimalisasi lahan pangan.

Pengembangan ini bisa dilakukan dengan teknologi yang disertai dengan penyuluhan kepada petani. Begitupun dengan peran partai politik sebagai komponen pendukung negara melalui peran legislatif, eksekutif dan konstituennya yang bisa diutilisasi untuk mendorong dan mengawal pengembangan ini untuk perwujudan ketahanan pangan Indonesia,” tegas Ayep Zaki.

Selain Sulaeman L Hamzah dan Ayep Zaki, FGD ini juga menghadirkan dua pembicara, Teuku Achmad Iqbal, S.Si., M.Si, Ketua Kelompok Substansi Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serelia Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian dan Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D, Guru Besar (Profesor) Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Dalam paparannya, Teuku menyampaikan, krisis pangan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang berada dalam level nasional dan internasional, yakni kekeringan (El Nino), penurunan pasar biji-bijian, pemberhentian ekspor besar oleh produsen, peningkatan permintaan pasca COVID-19, peningkatan inflasi di beberapa negara, serta pengaruh geopolitik yang disebabkan konflik Rusia dan Ukraina.

Sedangkan penyebab produksi padi turun antara lain karena persoalan pupuk bersubsidi yang belum tepat sasaran dan tidak sesuai dengan asas keadilan, penuaan alsintan, peningkatan keperluan untuk rehabilitasi saluran irigasi, pengurangan bibit unggul, dan penurunan anggaran,” terang Teuku Iqbal.

Teuku juga menyampaikan beberapa langkah mitigasi untuk meningkatkan produksi padi, yaitu inovasi teknologi, perbaikan mekanisasi, peningkatan jumlah lahan, perbaikan benih/VUB, perbaikan pupuk, dan peningkatan mekanisme pemompaan air.

Narasumber Subejo memberikan perspektif dari akademisi, dia katakan, problematika pangan global dan nasional, dampak perubahan iklim dan kontribusi sektor pertanian, serta strategi prospektif, saat ini usaha pertanian di Indonesia masih belum efisien dan boros sumber daya.

Permasalahan utama paling mengkhawatirkan adalah petani pangan di Indonesia semakin menua. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal terkait pertanian dan praktik petani masih rendah. Di samping itu, krisis pangan dan peningkatan ancaman produksi pertanian juga disebabkan perubahan iklim global,” jelas Prof Subejo.

Prof. Subejo juga memberikan usulan solusi, jika sumber daya air merupakan salah satu determinan utama produksi pertanian. Prospeknya adalah melalui pengembangan air permukaan untuk irigasi dan pemanenan air hujan dengan embung mikro dan connected long storage pond. Dia yakin, praktik ini sudah dilakukan di beberapa daerah perbukitan di Yogyakarta.

Dibutuhkan model skema pertanian terpadu sebagai inovasi baru, yaitu kolaborasi antara kegiatan pertanian yang dijalankan bersamaan dengan kegiatan peternakan serta kegiatan produksi hasil,” jelas Prof Subejo.

Ditegaskan Prof Subejo, peningkatan sumber daya pertanian dibutuhkan, misalnya dengan dorongan untuk menambah added value dalam produksi pertanian serta utilisasi TIK (teknologi, informasi dan komunikasi) modern seperti internet untuk memunculkan urban farming yang melibatkan orang muda sehingga sektor pertanian dapat menjadi lebih produktif, efisien, rendah karbon, dan beragam.

(WH/*)

]]>
https://partainasdem.id/2024/07/24/membangun-kedaulatan-pangan-butuh-kerjasama-lintas-sektor/feed/ 0
Sulaeman Minta Pemerintah Dukung Inovasi Pertanian Biosaka https://partainasdem.id/2023/11/20/sulaeman-minta-pemerintah-dukung-inovasi-pertanian-biosaka/ https://partainasdem.id/2023/11/20/sulaeman-minta-pemerintah-dukung-inovasi-pertanian-biosaka/#respond Mon, 20 Nov 2023 09:22:52 +0000 https://nasdem.id/?p=46029 KLATEN (20 November): Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sulaeman Hamzah, meminta pihak terkait memberi dukungan terhadap inovasi pertanian organik berupa biosaka yang terbukti menyuburkan tanaman.

Hal itu dikemukakan Sulaeman saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke daerah pertanian terdampak kekeringan akibat El Nino. Salah satu yang dikunjungi adalah Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sulaeman menilai salah satu cara efektif untuk mengatasi kekeringan tersebut adalah dengan cara penerapan metode biosaka agar padi dapat tumbuh subur, tahan terhadap hama, dan mempercepat masa panen. Bahkan, para petani setempat dapat meramu sendiri semacam pupuk organik yang diberi nama Biosaka.

“Kita mendengar dari petani di Klaten yang menggunakan metode biosaka, ternyata hasilnya lebih maksimal, tahan terhadap hama dan panen lebih cepat, ini harus menjadi perhatian,” ungkap Sulaeman, di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (16/11).

Menurut Sulaeman, peran kementerian terkait untuk pengembangan biosaka penting dilakukan. Sebab, elisitor tersebut terbukti mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, bahkan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90%. Sehingga, hal ini bermanfaat untuk pertanian yang menghadapi kekeringan dampak dari El Nino

Sulaeman menjelaskan, biosaka sangat mudah dan murah diproduksi. Biosaka dibuat dari bahan-bahan organik, seperti daun dan rerumputan yang diambil dari lahan yang akan ditanami dan dicampur air, kemudian diperas. Cairan hasil perasan inilah yang bisa diaplikasikan untuk tanaman perkebunan. Para petani di Klaten sudah mengaplikasikan biosaka pada tanaman padinya dengan hasil maksimal.

“Hal ini menjadi perhatian kami dan harus dibicarakan dengan pemerintah agar ada regulasi dan supporting system untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan Biosaka,” ujar legislator dari dapil Papua itu.

Lebih lanjut Sulaeman mengatakan, biosaka sendiri sebetulnya bukan pupuk atau pestisida, tapi elisitor yang mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Biosaka juga terbukti meminimalisasi serangan hama dan menjadikan lahan lebih subur. Tanaman padi di Klaten juga tak terpengaruh dengan iklim cuaca.

“Biosaka bukan produk pabrikan yang diproduksi secara masal. Tapi, masih diproduksi secara terbatas dan mandiri oleh para petani. Kementerian terkait harus segera melakukan riset agar dapat ditindaklanjuti,” ungkapnya.

(dpr.go.id/*)

]]>
https://partainasdem.id/2023/11/20/sulaeman-minta-pemerintah-dukung-inovasi-pertanian-biosaka/feed/ 0