a

Pilkada Sumut dan Konsistensi Partai NasDem

Pilkada Sumut dan Konsistensi Partai NasDem

Oleh : Yusadar Waruwu, S.Pd.*

Beberapa hari terakhir Sumatera Utara diramaikan dengan perbincangan seputar Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Bahkan moment Tahun Baru 2018 yang biasanya selalu disambut dengan acara-acara sederhana oleh beberapa komunitas tertentu, tertelan isu dengan polemik pilkada di Sumatera Utara. Hal ini memang telah menjadi pembahasan yang panjang oleh sebagaian masyarakat jauh-jauh hari sebelumnya dan mencapai klimaksnya menjelang pendaftaran Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara dari tanggal 10-12 Januari 2018.

Tanpa mengenal tempat dan waktu, kedai-kedai kopi pun ikut menyaksikan perbincangan pilkada di Provinsi Sumatera Utara. Saya juga menyaksikan bagaimana reaksi dan tanggapan masyarakat secara langsung dan juga di media social. Beragam argumentasi dan tanggapan dalam memberikan penilaian yang baik dan juga mengkritisi bahkan, ada beberapa komentar yang menyatakan dirinya memilih abstain terhadap beberapa kandidat yang selama ini namanya sering disebut-sebut sebagai kontestan yang akan ikut berkompetisi pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara.

Berbagai tanggapan, dan komentar yang kritis ini tentu dilatarbelakangi oleh alasan-alasan tersendiri. Ini bisa dilatarbelakangi oleh attitude atau perilaku masing-masing kontestan, bisa juga disebabkan oleh kedekatan emosional terhadap kandidat atau partai pengusung dan bisa juga karena memiliki kepentingan-kepentingan sendiri.

Multi tafsir terhadap partai juga bermunculan. Namun demikian, perbedaan tersebut tentu bukan hal yang bisa dibatasi sebab, hal ini merupakan wujud dari demokrasi sesungguhnya yang memberikan kebebasan bagi setiap warga negara untuk bebas berekspresi, tentu dalam batasan-batasan yang tidak mengganggu hak asasi orang lain.

Namun satu hal yang perlu saya komentari sebagai Alumnus Akademi Bela Negara (ABN) NasDem angkatan pertama sekaligus kader Partai NasDem dari Kecamatan Somolo-Molo, Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara. Saya melihat ada sedikit kekeliruan multi tafsir sebagian orang untuk memberikan evaluasi-evaluasi yang lebih objektif.

Dari beragam tanggapan atau komentar saya melihat ada penilaian yang kurang tepat terhadap salah satu partai terkait konsistensi dari partai untuk mengutamakan dan mendukung kader-kadernya sendiri. Saya menyebutnya keliru sebab, sesungguhnya ada alasan-alasan yang paling fundamental dan logis dari setiap keputusan yang diambil partai dan partai yang dimaksud adalah satu-satunya partai yang saya kenal sampai saat ini memiliki konsistensi yang tinggi.

Seputar pembahasan pilkada di Sumatera Utara, yang tidak luput dari evaluasi masyarakat adalah bakal calon Tengku Ery Nuradi dan Eddy Rahmayadi. Tengku Erry Nuradi merupakan bakal calon petahana yang masih aktif sebagai gubernur dan sekaligus mejabat sebagai Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan, Eddy Rahmayadi sebelumnya merupakan seorang pengkostrad TNI.

Munculnya evaluasi-evaluasi yang kurang segar ini jelas-jelas dilontarkan kepada Partai NasDem karena telah menjatuhkan dukungannya kepada Pasangan Eddy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sebab, Tengku Erry Nuradi yang merupakan kader NasDem sendiri tidak dapat terakomodir untuk maju pada pilkada Sumatera Utara melalui Partai NasDem. Saya juga melihat ada sebagian masyarakat yang dengan terus terang menyatakan penilaian yang kurang baik terhadap konsistensi Partai NasDem tanpa mengetahui alasan-alasan yang tepat dari partai atas keputusan tersebut.

Sesungguhnya alasan yang paling fundamental mengapa DPP Partai NasDem harus menjatuhkan dukungannya terhadap pasangan Eddy Rahmayadi dan Musa Rajekshah mengingat jumlah kursi yang dimiliki Partai NasDem tidak mencapai 20% dari jumlah kursi yang tersedia.

Sedangkan Tengku Erry Nuradi belum mendapatkan tambahan kursi dari parpol lain yang mungkin bersedia untuk berkoalisi. Sehingga menjelang dekatnya pendaftaran bakal calon gubernur di Provinsi Sumatera Utara, Partai NasDem harus mengambil keputusan yang tepat supaya visi dan misi Partai NasDem tentang perubahan dan restorasi dapat terealisasi melalui kandidat yang dinilai memiliki kemampuan dan kemauan untuk membenahi Sumatera Utara ke depan.

Konsistensi Partai NasDem

Dalam buku “Moralitas Republikan” tulisan Willy Aditya menyampaikan empat point penting dari Partai NasDem. Ke empat point ini merupakan tuntunan gerak langkah perjuangan Partai NasDem yang ingin tampil berbeda dan mengedepankan pendidikan-pendidikan politik yang bermoral dan bermartabat. Bukan semata-mata menciptakan politik yang santun, akan tetapi menciptakan cara perpolitikan yang transparan dan menjauhi kepura-puraan. Ke empat point tersebut adalah : (1) Politik Tanpa Mahar; (2) Dukungan Tanpa Syarat; (3) Konsistensi yang Besar; (4) Totalitas.

Hampir menjelang empat tahun berlalu, Partai NasDem selalu konsisten dengan politik tanpa maharnya dan pada pilpres tahun 2014 yang lalu Partai NasDem juga mendukung pasangan Jokowi-JK tanpa syarat. Demikian juga konsistensi dan totalitas partai bekerja. Tidak hanya sebatas mendukung, namun selalu berupaya bagaimana memenangkan setiap calon yang diusung Partai NasDem supaya visi dan misi Partai NasDem dapat dirasakan masyarakat melalui kandidat-kandidat yang diusung.

Bicara soal konsistensi partai pada pilkada di Sumatera Utara, Partai NasDem belum meninggalkan konsistensinya yang besar untuk mendukung dan mengutamakan kader-kader terbaiknya. Bahkan Partai NasDem telah jauh–jauh hari mendeklarasikan dukungannya terhadap Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi yang bertepatan pada hari pelantikannya tanggal 12 November 2017 yang lalu untuk maju pada sebagai salah satu bakal calon Gubernur dari Partai NasDem.

Sejak itu Partai NasDem tetap berupaya untuk mendukung Tengku Erry Nuradi, selain Tengku Erry dinilai mampu membawa misi perubahan untuk Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi juga memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi. Kosistensi itu terus berlangsung hingga tanggal 05 Januari 2018. Bukan tanpa sebab Partai NasDem memutuskan harus mengalihkan dukungannya kepada pasangan Eddy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, hal ini disebakan kurangnya jumlah kursi yang dimiliki Partai NasDem di badan Legislatif Provinsi Sumatera Utara dan belum adanya partai lain yang bisa membantu tambahan kursi hingga 20% dan yang mau berkoalisi untuk menjadi pasangan dari Tengku Erry Nuradi.

Keputusan Partai NasDem mengusung pasangan Eddy Rahmayadi dan Musa Rajekshah menurut saya adalah keputusan yang tepat. Maka, saya mengharapkan kepada seluruh kader Partai NasDem untuk memiliki konsistensi yang tinggi untuk mendukung visi dan misi Partai NasDem melalui kandidat baru yaitu Eddy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

*Yusadar Waruwu, S.Pd., Alumnus ABN Angkata I NasDem Sumatera Utara

Add Comment