a

Transisi Energi bukan Pilihan tapi Keharusan

Transisi Energi bukan Pilihan tapi Keharusan

JAKARTA (5 November): Transisi energi bukan pilihan, namun sebuah keharusan. Transisi energi merupakan upaya menuju net zero emission (nol emisi karbon) pada 2060.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengemukakan hal tersebut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/11).

Sugeng mengatakan, pemerintah telah menandatangani Paris Agreement (Perjanjian Paris) tentang kerangka kerja perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan meratifikasinya ke UU No 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement.

“Indonesia kaya akan sumber daya gas alam yang dapat dimanfaatkan dalam transisi energi. Gas yang notabene merupakan bahan bakar fosil memiliki karakter energi bersih dan rendah emisi,” ujar Sugeng.

Legislator NasDem tersebut menjelaskan, Indonesia tercatat memiliki sekitar 43 triliun cubic feet cadangan gas alam yang bisa digunakan pada masa transisi dari penggunaan energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).

“Dari sana transisi energi bukan pilihan, tapi sebuah keharusan,” tegas Sugeng.

Legislator NasDem itu menegaskan, saat ini penyediaan listrik nasional mayoritas ditopang oleh pemanfaatan batu baru. Indonesia memiliki cadangan batu bara mencapai 38 miliar ton. Menurutnya, diperlukan upaya agar pemanfaatan batu bara selaras dengan semangat energi bersih.

“Sumber daya fosil kekayaan kita juga. Bukan berati menghapus (penggunaan) fosil. Tapi emisinya, karbonnya yang ditekan,” pungkas Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) tersebut.

Indonesia telah menegaskan komitmen untuk mempercepat target nol emisi karbon yang semula diharapkan tercapai pada 2060. Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui peningkatan bauran EBT.

(MI/*)

Add Comment