a

Perang Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Energi Dunia

Perang Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Energi Dunia

JAKARTA (8 Maret): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto prihatin dengan konflik bersenjata antara Rusia-Ukraina. Perang tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Selain itu, konflik tersebut juga berdampak pada naiknya harga energi di dunia.

Legislator NasDem itu mengatakan, pada Senin (7/3), harga gas bumi mencapai US$775 per metrik ton. Sedangkan harga minyak dunia mencapai US$130 per barel. Hal ini membuat Pertamina menaikan harga BBM non-subsidi.

“Rusia penyumbang minyak dunia terbesar di luar OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries). Hampir 30 persen minyak dunia dari Rusia. Dengan adanya konflik ini tentu berpengaruh terhadap harga minyak dunia,” ujar Sugeng seusai bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/3).

Sugeng menambahkan, konflik Rusia-Ukraina juga berdampak bagi Indonesia. Selain naiknya harga energi, beberapa proyek di Tanah Air juga bisa terganggu.

“Berbagai proyek kerja sama di bidang energi antara Rusia dan Indonesia, akibat konflik tersebut, Barat melakukan banned produk Rusia. Hal itu mungkin saja ikut terkena imbas. Salah satunya proyek Pertamina Rosneft di Tuban, Jawa Timur. Saya berharap proyek ini terus jalan dan tidak terpengaruh konflik Rusia,” ujarnya.

Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu berharap agar ada dialog antara kedua belah pihak. Sehingga konflik Rusia-Ukraina dapat segera disudahi, dan perdamaian pun dapat kembali tercipta.

Meski sempat dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa target serangan Rusia sejatinya hanya militer Ukraina, namun tidak dapat dipungkiri serangan itu juga mengenai warga sipil yang tidak bersalah.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva menjelaskan, Rusia terpaksa mengambil jalan tersebut didesak situasi terpojok. Dimana eskalasi kekuatan Barat, dalam hal ini NATO, yang membangun afilliasi dengan Ukraina.

Berkali-kali Rusia memberi peringatan terhadap Ukraina, agar jangan sampai ada militerisasi yang berjarak hanya beberapa miles dari Moskow. Tapi peringatan itu diabaikan dan tetap dibangun kekuatan Barat secara terang-terangan.

Di antaranya dengan dikirim peralatan militer, latihan militer antara Ukraina dan NATO. Hal ini menunjukan Ukraina menjadi bagian dari Barat untuk merongrong kewibawaan Rusia. (dpr.go.id/*)

Add Comment