a

Keuangan Negara akan Jebol Akibat Subsidi BBM

Keuangan Negara akan Jebol Akibat Subsidi BBM

JAKARTA (25 Agustus): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menyebut keuangan negara jebol untuk subsidi BBM. Hal itu karena harga minyak dunia jauh melebihi proyeksi awal APBN 2022. Pemerintahpun berencana menaikkan harga BBM karena subsidi APBN 2022 jauh melebihi perkiraan.

“Keuangan negara harus kita akui jebol. Hari ini dengan kuota 23 juta kiloliter itu asumsinya semua meleset. ICP, Indonesia Crude Price, yang semula dipatok US$63 per barel meleset menjadi rata-rata US$104,9 per barel,” kata Sugeng dalam acara Hotroom di Metro TV, Rabu (24/8).

Total subsidi 23 juta kiloliter itu hanya untuk pertalite. Selain harga minyak dunia yang melesat tajam karena berbagai faktor, kurs rupiah yang di atas proyeksi dalam penganggaran juga menjadi penyebab.

“Kurs dolar yang semula ditetapkan APBN di tahun 2022 sebesar Rp14.350 kini menjadi Rp14.500 (per US$). Sehingga akumulasi subsidi menjadi Rp502 triliun. Itu hanya untuk BBM kuota pertalite 23 juta kiloliter,” jelas Legislator NasDem itu.

Menurut catatan Pertamina, penggunaan BBM jenis pertalite meningkat pada Juli 2022 mencapai 16,8 juta kilo liter. Subsidi untuk pertalite itu tidak akan bertahan sampai akhir tahun dan diprediksi habis pada Oktober.

Rencana penaikan harga BBM bersubsidi akibat jebolnya anggaran membuat masyarakat panik. Masyarakat di beberapa daerah diinformasikan membeli BBM bersubsidi besar-besaran.

Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Banyumas, Cilacap) itu menegaskan, harga BBM bersubsidi harus terjaga agar daya beli masyarakat tidak mampu yang menjadi sasaran tetap terjaga. Pemerintah diharap tidak menaikkan harga BBM subsidi terlalu tinggi.

“Maksimal sebagaimana yang kita perkirakan bisa kendalikan adalah paling tinggi naik 30 persen, dari hari ini harganya (pertalite) Rp7.600 sampai ke tingkat Rp10.000 saja, stop di situ,” tandas Sugeng.

(medcom/*)

Add Comment