a

Sugeng Terima Parlemen Jerman Bahas Perubahan Iklim dan Krisis Energi

Sugeng Terima Parlemen Jerman Bahas Perubahan Iklim dan Krisis Energi

JAKARTA (28 Oktober): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menerima kunjungan delegasi Parlemen Jerman yang dipimpin Christoph Hoffmann (Free Democratic Party). Perubahan iklim dan ancaman krisis energi menjadi isu utama yang dibahas dalam dialog yang berlangsung konstruktif tersebut.

“Kita membahas masalah dan tantangan global, khususnya terkait perubahan iklim dan energi. Kita sepakat bahwa apa yang mereka rasakan di Jerman dan negara Eropa pada umumnya, harga energi yang demikian tinggi memerlukan kerja sama internasional yang jauh lebih intens, sehingga ketersediaan energi dapat berjalan dengan baik,” ujar Sugeng seusai menerima delegasi Parlemen Jerman di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/10).

Legislator NasDem itu mengatakan, saat ini negara-negara Eropa tengah berjibaku dengan perubahan iklim dan ancaman krisis energi. Mulai dari gelombang panas yang terjadi beberapa waktu lalu di sebagian besar negara Eropa, hingga kenaikan harga energi di Eropa yang telah meningkat empat kali lipat pascakonflik Rusia-Ukraina.

“Jerman misalnya sudah dijatah penggunaan air panas untuk rumah tangga, karena sangat bergantung pada energi gas Rusia yang diembargo, sehingga suplai gas Eropa sangat berkurang,” jelas Sugeng.

Baca juga: Perlu Kolaborasi Antarnegara Atasi Dampak Krisis Global

Melihat kondisi tersebut, lanjut Sugeng, DPR RI dan Parlemen Jerman sepakat mempromosikan kerja sama energi baru dan terbarukan (EBT) untuk ditingkatkan lebih jauh dalam berbagai skema. Menurutnya, krisis energi saat ini bisa menjadi titik balik untuk mempercepat sistem energi yang bersih dan berkelanjutan.

Menanggapi beberapa pertanyaan delegasi terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Sugeng menyampaikan bahwa pembangunan IKN akan mengusung konsep ‘Future Smart Forest City of Indonesia’, sehingga akan tetap memperhatikan aspek lingkungan.

Sugeng menambahkan, pemindahan IKN bertujuan agar Indonesia semakin kompetitif di tingkat global. Pemindahan IKN itu juga sebagai upaya membangun lokomotif baru untuk transformasi menuju Indonesia berbasis inovasi, teknologi dan ekonomi hijau.

“Pembangunan Ibu Kota Negara yang dibangun di Kalimantan Timur adalah konsep Green City karena mengusung ‘zero emission’. Kalaupun ada BBM akan menggunakan standar emisi Euro 4, karena ramah lingkungan dan kandungan karbon yang sangat kecil,” tandas Legislator Nasdem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) tersebut.

Ketua Delegasi Parlemen Jerman, Christoph Hoffmann menyampaikan Indonesia dan Jerman pada tahun ini mengemban Presidensi pada dua forum strategis global, yaitu Indonesia sebagai Presidensi G20 dan Jerman pada Presidensi G7. Sebagai Presidensi G20 dan G7, diharapkan Indonesia dan Jerman dapat menjadi mitra dalam mengatasi perubahan iklim dan mempercepat transisi energi yang berkelanjutan.

Dia menambahkan, kolaborasi dan sinergi yang erat antara kedua negara merupakan kunci dalam penyelesaian berbagai isu dan tantangan global, termasuk dalam meningkatkan bauran EBT serta menjaga pemanasan global lebih dari 1,5 derajat Celcius. (dpr.go.id/*)

Add Comment