a

NasDem Minta Pemerintah Terus Pantau Kenaikan Harga Minyak Mentah

NasDem Minta Pemerintah Terus Pantau Kenaikan Harga Minyak Mentah

JAKARTA (19 Oktober): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, meminta pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia yang terus naik dalam beberapa pekan terakhir.

Ia mewanti-wanti jika kenaikan harga minyak mentah, khususnya Indonesian Crude Price (ICP), menyentuh US$95 per barel, subsidi BBM dari APBN akan meroket. Khususnya subsidi BBM jenis Pertalite.

“Kemungkinan-kemungkinan apa yang kita hitung. Kenapa? Kalau terus menerus ICP di atas US$95 per barel, dipastikan tidak tahan juga APBN,” ujar Sugeng dalam agenda ‘Energy Transitions Conference & Exhibition dan Anugerah DEN 2023’ di Jakarta, Rabu (18/10).

Harga minyak mentah dunia terus naik dalam beberapa pekan terakhir. Pada Rabu (18/10), harga minyak dunia berada di angka US$88,32 per barel untuk West Texas Intermediate (WTI) AS. Selain itu untuk brent crude oil atau minyak mentah berjangka mencapai US$91,45 per barel.

Legislagor NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Cilacap, Bayumas) itu menjelaskan, dalam neraca APBN, pemerintah menetapkan angka acuan subsidi BBM dengan harga ICP sebesar US$82 per barel. Bila harga minyak mentah terus meningkat, Sugeng memastikan harga ICP akan naik dan jauh melampaui perhitungan awal untuk subsidi BBM.

“Dalam ICP APBN 2024 adalah US$82 per barel, tapi dengan tren terus menerus (melonjak) maka mudah-mudahan tidak terlalu tinggi meledaknya seperti 2021 ketika APBN jebol di Rp520 triliun,” tambahnya.

Legislator NasDem itu menambahlan, Komisi VII DPR terus mengamati pergerakan harga ICP. Sebab, jumlah kuota BBM subsidi untuk Pertalite tahun ini ditetapkan sebesar 32,56 juta kl. Karenanya, harga ICP diharapkan tidak melonjak berlebih.

Sugeng mendorong antisipasi perpindahan konsumen juga perlu dilakukan jika harga BBM nonsubsidi terus melonjak karena kenaikan harga minyak mentah. Jangan sampai, pelanggan yang semula menggunakan BBM nonsubsidi berpindah ke BBM subsidi.

“Apakah kemungkinan cukup di APBN 2024 volume kuota Pertalite di 30-an juta kilo liter. Dan memang kalau terus terjadi kenaikan harga, (konsumsi) BBM nonsubsidi diperkirakan akan turun dan memanfaatkan Pertalite, ini kita akan terus amati,” tandasnya.

(dis/*)

Add Comment