a

Situs Purbakala Patiayam Butuh Perhatian Serius

Situs Purbakala Patiayam Butuh Perhatian Serius

JAKARTA (18 Januari): Pelestarian kawasan situs purbakala di Indonesia memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat, agar nilai-nilai yang terkandung dalam peninggalan peradaban manusia di masa lalu itu dapat terus memberi manfaat kepada generasi penerus bangsa.

“Perhatian serius harus kita berikan pada kawasan situs purbakala yang kita miliki, seperti situs Patiayam di Kudus, Jawa Tengah. Tujuannya, agar peninggalan peradaban yang sangat bernilai itu tidak musnah,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/1).

Dalam proses ekskavasi yang dilakukan Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) bekerja sama dengan Yayasan Darma Bakti Lestari (YDBL) sejak 8 Januari 2024 lalu, ungkap Lestari, sejumlah fosil yang diduga berusia ratusan ribu tahun ditemukan di situs Patiayam, Kudus, Jawa Tengah.

Berdasarkan penelitian para arkeolog dari CPAS, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, di kawasan situs Patiayam diperkirakan masih banyak peninggalan peradaban zaman purba yang terpendam.

Potensi kekayaan peninggalan purbakala itu, tambah Rerie, membutuhkan perhatian yang serius dari semua pihak, mengingat temuan fosil purbakala itu diperkirakan bukan semata peninggalan sejarah bangsa Indonesia.

Lebih dari itu, ujar Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu, temuan sejumlah fosil itu diduga merupakan bagian dari sejarah peradaban manusia di dunia.

Nilai-nilai sejarah peradaban manusia yang terkandung dalam sejumlah fosil dan artefak yang diperkirakan berusia ribuan tahun itu, jelasnya, merupakan warisan pengetahuan yang penting bagi generasi penerus bangsa.

Besarnya potensi yang dimiliki situs purbakala Patiayam, Kudus itu, menurut Rerie, membutuhkan campur tangan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dalam pengelolaannya.

“Kepedulian pemerintah terhadap situs purbakala Patiayam, sangat diharapkan demi menjaga kelestarian nilai-nilai budaya peradaban bangsa yang tidak ternilai tersebut,” tegas Rerie.

(*)

Add Comment