a

Sahroni Desak Polri Berantas Sindikat Pabrik Narkoba di Indonesia

Sahroni Desak Polri Berantas Sindikat Pabrik Narkoba di Indonesia

JAKARTA (21 Juni): Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak Polri agar mengungkap pabrik narkoba di seluruh daerah. Sebelumnya, Satres Narkoba Polres Bogor, Jawa Barat mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten.

Keberadaan pabrik narkoba ini harus masuk agenda pemantauan khusus, karena lagi marak sekali. Kemarin sempat ada di Bali, Medan, dan sekarang di Tangerang. Kota-kota besar semua yang menjadi target. Jadi wajib dilacak jaringannya, besar kemungkinan mereka terafiliasi satu sama lain,” ungkap Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (20/6).

Legislator NasDem dari Dapil Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu) itu khawatir pabrik-pabrik narkoba itu akan meningkatkan jumlah pengguna narkoba di Tanah Air. Dia meminta Polri melakukan penyisiran secara masif dengan melibatkan masyarakat.

Jadi dalam hal ini, Polri bisa libatkan masyarakat untuk endus keberadaan mereka. Masyarakatnya juga wajib proaktif melapor jika tahu. Gandeng ketua RT/RW setempat, suruh mereka pantau kalau ada dugaan aktivitas terlarang di lingkungan, cepat sampaikan kepada polisi,” ungkap dia.

Legislator yang akan kembali menjadi anggota DPR RI Periode 2024-2029 itu juga mengapresiasi kinerja Polres Bogor yang berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis. Kinerja tersebut layak diberikan penghargaan.

Apresiasi Polda Jabar, dalam hal ini dilakukan oleh Polres Bogor, yang berhasil mengungkap pabrik narkoba,” ujar dia.

Sebelumnya, Satres Narkoba Polres Bogor berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten. Dalam pengungkapan itu, polisi menangkap delapan pelaku pembuat dan pengedar narkotika.

Wakapolres Bogor Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan para pengedar umumnya berprofesi sebagai karyawan swasta dan pengangguran. Mereka kerap berpindah-pindah dan sudah beroperasi selama empat bulan. Omset pabrik tersebut mencapai Rp4 miliar. (medcom/*)

Add Comment