a

PT Pos Indonesia Harus Berinovasi dan tidak Terus Bergantung pada Pemerintah

PT Pos Indonesia Harus Berinovasi dan tidak Terus Bergantung pada Pemerintah

JAKARTA (10 Februari): Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Asep Wahyuwijaya, meminta PT Pos Indonesia segera melakukan inovasi dan adaptif dalam mengembangkan bisnis di bidang logistik, sehingga optimal berkontribusi terhadap keuangan negara.

Ini kan juga persoalan. Saya kira, kita kurang inovasi, kurang beradaptasi. Tua itu bukan jaminan. Kuat di-backup pemerintah juga bukan jaminan kalau bapak-bapak sebagai direksi kurang inovatif dan kurang adaptif,” ujar Asep saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT Pos Indonesia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2025).

 

Saya minta, please, adaptif, pasarnya jelas, tumbuh terus bisnis ini,” tegas Asep.

Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu mengungkapkan, jajaran Direksi PT Pos Indonesia didorong untuk memiliki visi dan proyeksi bisnis yang matang, agar tak hanya bergantung pada bantuan pemerintah.

Bapak harus punya mimpi, kita setup bisnis tanpa pemerintah, tidak lagi berburu di kebun binatang. Masuk ke hutan liar sehingga Pos tumbuh dari lebih yang kita bayangkan,” ungkapnya.

Menurutnya, bisnis di bidang logistik yang dijalankan PT Pos Indonesia dinilai belum mampu menyaingi akselerasi perusahaan swasta. Bahkan kontribusi bisnis sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14% atau senilai lebih dari Rp1.400 triliun.

Ini bisnis jasa forwarding, cargo, delivery dalam pertumbuhan yang cepat dan masih menarik. Terbukti 2024 kemarin, sektor logistik dalam PDB 14% pertumbuhannya, nilainya Rp1.400 triliun sekian. Saya kira ini mesti menjadi landasan berpikir. Kalau kita bicara revenue, ini jauh sekali,” paparnya.

 

“Ini saya kira harus di-highlight betul, bahwa sesungguhnya ada problem,” lanjutnya.

Terlebih, PT Pos Indonesia terbilang diuntungkan dengan program sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengoptimalkan peran logistik yang dijalankan PT Pos Indonesia. Asep menilai, pendapatan PT Pos masih didominasi bantuan pemerintah, belum optimal melakukan pengembangan dan inovasi bisnis.

Atas nama sinergi BUMN, suruh BUMN kasih, tinggal ongkang-ongkang kaki, ibarat berburu hewan di kebun binatang, bukan di hutan liar. Sudah ada tuh singa ada di kandangnya, tinggal tembak-tembakin aja,” ujarnya.

 

Sekuat apapun kalau cara berpikir bisnis kita begini, dan tidak mengembangkan bisnisnya, ini bahaya buat Pos. Saya tinggi ekspektasinya, loh. Saya ingin Pos dengan segala macam inovasinya,” pungkasnya.

(Safa/*)

Add Comment